Thursday, September 22, 2016

tiada suara



tiada suara - sang hamba kebisuan penantian tak bersudah - merenung kemana impian sesalanku pun bermula sepadannya usia - selama ia menghirup segar pagi senja dan kelam udara tiada cara pmembiaskanmu Cahaya - tidak terarah untuk mengungkap keterbatasan nurani puisi tak berlagu - melupakan untuk dipeduli diKasih beza biar ketara tanpaMu - hanya secebis dipandangan rintihan pabila nafas berlalu pergi menitis air mata dikalung kasihan padaMu - berganti arah mengenal kasih akan yang menyintai berbisik dengan hati apa erti cintaku - terungkai sudah suara tiada bererti setiap daya dan maya memilih kata-kata berselindungkan yang ternyata - bersenandung sang dikasih dalam pinta sepi nista lelahku pun terbela terlerai kepedihan - seakan terantai hilang jua tipu dayanya lama - seakan kehabisan rasa yang diungkap tiada rasa terkilan terbatas asa - redup hatinya tenang suasana "patutkah seseorang itu beriman, sedang tidak diuji". detik pun kian berlalu ku tahu luka itu perlu - lama sudah bertapak menggalas berselindungkan Kenyataan lama ku bertahan ku barsabar - berkurun serasa tiada tertahan rindunya menyimpan rahsia yang sebenar - untuk memperakui kegetiran kerumitan penistaan keberserahan dalam ketakutan dan cinta nan Sejati percuma saja berkorban - sia - sia menyedari menjadi pemilik 'hati' kala itu dulu kini dan selamanya "dikalung kasihan" kasihanku kasihannya –

bunga tanjung, bunga melati,
kembang tujuh di bulan terang,
tinggi gunung sama didaki,
dikala jatuh, mengapa seorang?

No comments:

Post a Comment