tiada suara - sang hamba kebisuan penantian tak bersudah -
merenung kemana impian sesalanku pun bermula sepadannya usia - selama ia
menghirup segar pagi senja dan kelam udara tiada cara pmembiaskanmu Cahaya -
tidak terarah untuk mengungkap keterbatasan nurani puisi tak berlagu -
melupakan untuk dipeduli diKasih beza biar ketara tanpaMu - hanya secebis
dipandangan rintihan pabila nafas berlalu pergi menitis air mata dikalung
kasihan padaMu - berganti arah mengenal kasih akan yang menyintai berbisik
dengan hati apa erti cintaku - terungkai sudah suara tiada bererti setiap daya
dan maya memilih kata-kata berselindungkan yang ternyata - bersenandung sang
dikasih dalam pinta sepi nista lelahku pun terbela terlerai kepedihan - seakan
terantai hilang jua tipu dayanya lama - seakan kehabisan rasa yang diungkap
tiada rasa terkilan terbatas asa - redup hatinya tenang suasana "patutkah
seseorang itu beriman, sedang tidak diuji". detik pun kian berlalu ku tahu
luka itu perlu - lama sudah bertapak menggalas berselindungkan Kenyataan lama
ku bertahan ku barsabar - berkurun serasa tiada tertahan rindunya menyimpan
rahsia yang sebenar - untuk memperakui kegetiran kerumitan penistaan
keberserahan dalam ketakutan dan cinta nan Sejati percuma saja berkorban - sia
- sia menyedari menjadi pemilik 'hati' kala itu dulu kini dan selamanya
"dikalung kasihan" kasihanku kasihannya –
bunga
tanjung, bunga melati,
kembang tujuh di bulan terang,
tinggi gunung sama didaki,
dikala jatuh, mengapa seorang?
No comments:
Post a Comment